Ada orang orang yang mendukung capres tertentu bukan karena ingin bertemu dan mendapatkan jatah proyek dari calon dimaksud, ada yang bekerja kepada Prabowo dan Jokowi karena untuk selamatkan posisinya di depan bosnya. Ini politik, sistem relawan pendukung capres yang bekerja, ada kecurangan dari kedua kubu terjadi.
Makanya tidaklah usah kita abaikan, seolah-olah cuma Jokowi-JK yang melakukan curang saja, atau Kubu Prabowo-Hatta saja yang melakukan curang, semua kubu tim punya kesempatan yang sama. Kalian bisa lihat misalnya di sosial media sekarang ini. Orang orang yang mendukun Jokowi atau Prabowo akan membela capres pujaan hati mereka habis habisan, semua link berita pembenaran dan berita fitnah lawan disebarkan.
Lalu masihkan kita percaya kalau Prabowo kalah suara dari Jokowi karena kubu Prabowo merasa dicurangi? Okey kalau iya, lalu ketika Prabowo menang, apakah kubu Jokowi ngak menuduh kubu Prabowo main curang? Semua punya kesempatan tim melakukan curang. Semua punya waktu dan tempat melakukan curang, tidak ada juga seolah olah ketika Prabowo menang lalu dianggap bersih, begitu juga ketika Jokowi menang akan dianggap bersih.
Saya tidak percaya akan hal ini. Politik itu jahat, iya. Tim sukses itu permainannya adalah kelompok-kelompok masyarakat, mereka bekerja atas kehendek masing masing. Jarang sekali pesan kampanye bersih dengan cara cara baik akan sampai kepada mereka.
Lalu kalau disebut KPU curang, bukankah hasil pemilu sudah transparan sekarangi ini dan rakyat bisa memantau setiap saat via internet di situs KPU? Oke katakanlah ada timses Jokowi yang main curang karena terlibat sebagia penyelenggara pemilu di desa-desa. Apakah timses Prabowo juga tidak melibatkan diri dalam anggota KPPS?
Ayolah, kita kritis saja soal ini. Semua punya peluang main curang, semua punya kesempatan. Cuma ketika Jokowi menang saja dianggap curang, lalu kalau Prabowo besok menang, apakah ngak dituduh curang juga?. Lalu kapan selesainya, bro!
No comments:
Post a Comment