Rabu Malam, 2 Juli 2014 saya tidak sempat menonton talkshow acara paling bergengsi di Indonesia, Mata Najwa. Acara yang dibawakan oleh Najwa Shihab itu saya nonton via youtube sehari setelahnya. Sesi itu menampilankan judul: Pilih Siapa, Prabowo atau Jokowi?" itu dengar menghadirkan berbagai narasumber timses capres dari berbagai latar belakang. Pada sesi ke tiga, hadirlah narasumber yang cukup sering tampil wajah politik Indonesia. Dua orang sahabat lama kini berbeda dalam partai politik dan berbeda pula dalam bentuk dukungannya kepada calon presiden. dua orang tokoh muda ini juga punya basis gerakan massa yang cukup banyak.
Dua tokoh ini juga hadir dari latar belakang yang berbeda. dari kubu Prabowo narsumnya Fahri Hamzah (PKS) dan dari kubu Jokowi hadir Nusron Wahid (Politisi Golkar). Beberapa waktu Nusron Wahid dipecat oleh DPP Golkar karena dia mendukung Jokowi-Jusuf Kalla, Golkar sendiri ikut dalam gerbong koalisi mengusung Prabowo-Hatta. Nusron beralasan, dia sudah sepantasnya mendukung Jusuf Kalla yang kader Golkar dan mantan Ketum Golkar. Anehnya DPP Golkar memecat Nusron Wahid, padahal pemilu 9 April lalu Nusron Wahid menyumbang suara terbanyak pertama caleg DPRI Golkar dan terbanyak ke-6 dari seluruh parpol.
Malam itu Najwa Shihab menampilkan capture twitter Fahri Hamzah kontroversi soal cuitannya mengkritik ide Hari Santri Nasional yang akan dicanangkan oleh Jokowi jika terpilih sebagai Presiden. Hari Santri Nasional merupakan ide yang ditawarkan oleh Kyai haji di Jawa Timur.
Fahri dan Nusron lama berteman. Fahri adalah salah satu pendiri dan mantan Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) era 98. Sedangkan Nusron Wahid kader Nahdhatul Ulama dan mantan Ketum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) era tahun 2000. Saat ini Nusron menjabat sebagai Ketum Gerakan Pemuda Anshor (GP Anshor) sebuah ormas terbesar pemuda Nahdhatul Ulama. Nusron sudah menjabat sebagai anggota DPRI dari Golkar selama 2 periode. Sedangkan Fahri Hamzah sudah menjabat anggota DPRI dari PKS selama 2 periode.
Saya sangat menikmati sekali canda dan tawa dua tokoh beda aliran dan partai politik ini. Fahri yang dengan komentarnya penuh emosi mencak-mencak terkesan garang, sesekali tersenyum dan bercanda kepada sahabatnya. Nusron yang bergaya bicara miskin senyum dan kesan wibawanya kuat, kerap melakukan lelucon juga. Ia bahkan memanggil Fahri dengan "Ri'. Begitu juga dengan Fahri yang memanggil Nusron dengan "Ron".Mereka hadir satu meja yang difasilitasi oleh Najwa Shibab saling adu argumen tentang jagoan masing masing. Sayang sekali jika anda melewatkan tontonan bermutu ini. Bagaimana dengan timses kedua kubu capres di Aceh?
Para pendukung capres kedua kubu di Aceh juga kerap "berlawanan" dalam bentuk dukungannya. Bisa jadi sesama pacar juga akan beda saling dukung mendukung itu. Saya sampai saat ini selalu menghindari untuk menghargai dan menjaga hubungan sesama teman daripada mempertahankan ide saya tentang capres yang saya dukung itu. Karena gimanapun, jalinan silaturahim jauh lebih penting selama si teman tersebut masih menghargai saya tentunya. Selamat berbuka puasa.[]
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete