KITABMAOP

Untuk Mengingat Dan Melawan Kesepian

Post Top Ad

#hastek

ESSAI (70) BERITA MEDIA (47) CATATAN HARIAN (47) GoBlog (12) PUISI (11) CERPEN (8)

15 August 2017

8/15/2017 02:17:00 AM

72 Tahun RI; Hotel Ini Ngak Bisa Waifi

Saifuddin  Bantasyam, Akademisi Unsyiah saat menyampaikan materi Flash Blogging 72 Tahun RI, Indonesia Kerja Bersama

"Menulis kreatif itu menulis dengan menggali ide-ide dari sudut yang berbeda. Produk tulisan jurnalistik memang terkesan kaku, tapi bukan berarti tidak bisa dipadu denga nmenulis kreatif"  Andi Baso Djaya, Jurnalis Beritagar.id


Zaman teknologi informasi ini orang lebih suka dengan 3 hal: harta, colokan, dan quota.  Sebenarnya, saya ingin kultwet di twitter tentang kegiatan Flash Blogging: 72 Tahun RI, Indonesia Kerja Bersama. Tapi sayang sekali tidak bisa terkoneksi wifi dengan baik, hingga jaringan cukup membosankan untuk dijalankan. Ruangan hotel ini indah, dengan halaman luas. Soal pelayan karyawan dan menu makanan di Grand Permata Hati nomor satu. Karyawannya sangat ramah menyapa tamu.

Uniknya ini acara diselenggarakan oleh Kementerian Informasi dan Komunikasi melalui Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik ini, turut dihadiri oleh Kepala Dinas Kominfo dan Persandian Aceh. Harusnya panitia bawa modem akses internet untuk peserta. Memang wifi milik hotel ada 3 akses yang tersedia di sini , tapi satupun tidak bisa dikoneksikan. Tidak jadi kultwet, sejak awal memang sudah berniat akan menulis giat hari ini di blog. Sebagai bagian daripada menjaga jemari terlatih dan menjaga akal tetap sehat. Mari simak.

Segerombolan netizen yang dari berbagai komunitas di Aceh yang selama ini giat menulis di blog berkumpul di Grand Permata Hati Hotel, Banda Aceh, Selasa, 15 Agustus 2017. Umumnya mereka sudah punya laman blog dan tidak terlalu asing dengan menulis. Walau akses wifi hotel (baca: waifi) tidak bisa terkoneksi dengan baik -hanya mungkin kendala hari ini saja sih-  tersebut tidak menyurutkan niat kawan-kawan Blogger Aceh untuk mengikuti  #FlashBlog72RI tersebut. Beberapa teman menggunakan akses internet memakai modem sendiri atau membuka hotspot pribadi telepon gengamnya.

Direktur Kemitraan Komunikasi, Dedet Surya Nandika saat membuka acara Flash Blogging; 72 Tahun RI, Indonesia Kerja Bersama mengapresiasi tingginya antusias Blogger Aceh dalam mengikuti acara. Di Banda Aceh, acara semacam ini agak jarang dilaksanakan oleh pemerintah. 

Saya salah satu dari 50 peserta yang hadir dalam ruangan itu beruntung. Seminggu lalu,  mendaftar acara ini atas informasi dari teman sesama blogger. Selain tema Flash Blogging ini menarik, ajang begini penting sekali dihadiri, sekali reuni dengan sesama blogger.

Menulis kreatif bukan hal baru yang saya dengar. Kak Andi - begitu suka disapa- dia  jurnalis di situs Beritagar.id dengan laporan tulisan-tulisan panjang. Media daring Beritagar tidak asing bagi saya. Sejak lama saya ikuti twitter @BeritagarID. Saya kenal salah seorang kontributor dari Aceh, Muhajir Abdul Aziz. Dua hal ini, bikin saya cukup dekat dengan Beritagar.id.

Ada hal yang menggelitik bagi saya. Andi Baso Djaya memperkenalkan diri dengan sebutan "KAK" bagi saya ini hal yang asing terdengar sebutan KAK untuk pria. Tetapi hal itu taklah asing bagi anak - anak  yang aktif di pramuka, yang kemarin baru merayakan Hari Ulang Tahun ke 56. Saya bukan anggota pramuka. Saya suka Kak Andi tampil dengan gaya lebih santai untuk forum resmi saat menyampaikan materi. Ia memakai kaos oblong dan topi kupluk.

"Dua tahun ini sedang tren menulis tulisan panjang yang memadukan bentuk tulisan jurnalistik dan kreatif. Tidak ada salahnya penulis membuka satu pembuka tulisan dengan sebuah kutipan," sebut Andi dengan yakin saat sampaikan sesi materi Jurnalistik dan Penulisan Kreatif. 

Menurutnya, sebagai penulis untuk tidak perlu segan-segan memangkas kata kata yang tidak perlu. Ini mungkin dimaksudkan saaat kita sedang mengedit tulisan sebelum kita publis/kirimkan ke bog.  Dari banyak yang dia sampaikan, saya paling teringat soal tiga kata penting yang menarik; action, angle, aneukdot. Andi menyebut  tiga kata itu dalam istilah 3A.

Saya lalu teringat situs Mojok.co dan Voxpop.id. Dua situs dengan pembaca kaum generasi Z yang cukup satir di jagat netizen Indonesia. mojok.co sempat tutup beberapa saat, tapi kini telah diluncurkan lagi. 

Voxpop.id yang cukup menarik memuat tulisan dari anak muda, temanya berbagai macam. Umumnya soal kesepian dan cinta. Tapi tak juga lupa memuat essai-essai politik atau berita yang sedang populis di warganet. Dua situs itu, bagi saya cukup menarik apa yang disampaikan oleh Andi tentang A ke tiga; aneukdot. dan, pembaca tulisan itu cukup populer. Atau jika sekarang ada trend baru satu media daring, tirto.id. Umurnya masih setahun. tirto juga model media baru dengan konten jurnalistik grafis.

quisiner untuk di isi selesai acara

Flash Blogging berlangsung sehari tersebut dalam rangka 72 Tahun RI, Indonesia Kerja Bersama yang diselenggarkan oleh Kementerian Informasi dan Komunikasi melalui Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik itu hadirkan pemateri sesi II, Saifuddin Bantasyam. Beliau akademisi dari Universitas Syiah Kuala.

Pak Saifuddin memaparkan tentang peran serta anak muda di Indonesia dalam memajukan Indonesia ke depannya. Ia sampaikan materi Kerja Bersama Dalam Kemajemukan. 72 tahun Indonesia merdeka, ke depan anak-anak muda harus bersatu dalam membangun Indonesia.

Menurutnya, peran serta blogger bisa dilakukan melalui tulisan-tulisan tentang kebhinekaan yang majemuk.

"Bagaimana kita mendisplay tulisan yang berat itu, dengan bahasa bahasa yang mudah dipahami. kita harus paham, siapa audiens kita. siapa pembaca kita nantinya" sambungnya lagi.

Bisa ditulis dengan bahasa yang sederhana. Inilah tantangan para blogger dalam melihat Indonesia di 72 tahun ini.

"Negara membutuhkan komitmen politik dari elit negara, agar terciptakan kepercayaan dari masyarakat, agar bisam memabangun negara ini" sebut Saifuddin, Pakar Hukum dari Unsyiah.

"Ada semacam upaya, untuk membangun kekuatan menulis. Apa kemudian yang kita punya, misalnya untuk menulis Indonesia Hebat. itu bisa tertimoni dari orang lain, bisa foto dan sebagainya," ujar pria yang mengaku berumur 56 tahun ini. 

"Saya berpikir bahwa, dalam kontek tertentu, menulis itu sama juga dengan melakukan presentasi," jawab Saifuddin Bantasyam, saat menjawab salah satu pertanyaan peserta. Saya sepakat sekali dengan pernyataan Dosen Fakultas Hukum Unsyiah ini.  Saya menyimak paparan materi dari Pak Saifuddin dengan baik duduk di belakang, sayang waktunya sangat singkat sekali hingga moderator ingatkan waktu sesi materi harus disudahi. Padahal ada hal yang ingin saya tanyakan kepada beliau. 

Seusia materi itu ditutup dengan kesimpulan yang aduhai dari moderatar. Saya seperti mendengar seorang penyiar perempuan yang sedang menyiarkan berita radio. Kita kemudian mengisi quisioner yang disebarkan oleh panitia. Acara blogging yang melelahkan dengan tema "72 Tahun RI, Indonesia Kerja Bersama" yang dilaksanakan oleh Kominfo melalui Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik diakhiri dengan foto bersama. Gimana bisa kerjasama, wifi saja tidak punya. Apalagi saya, jangankan waifi, wife saja belum punya! []

10 August 2017

8/10/2017 05:13:00 AM

Pertama Kali ke Aceh, Alasan Youtuber Ini Bikin Merinding

“Sebelum trip ke Aceh, saya sama sekali buta tentang Aceh. Yang saya tahu tentang Aceh hanyalah hukuman cambuk dan GAM (dari berita TV)" Ricky  Santoso, youtuber asal Bandung



Sangat banyak sekali orang keliling Indonesia dengan berbagai cari, dari jalan kaki, naik sepeda, naik motor, sendiriaan, berpasangan, dan dengan berbagai keunikan lainnya. Tapi sedikit dari mereka yang menyebarkan pengamalamannya selama berada di suatu tempat melalui video youtube.

Ada banyak orang yang awalnya takut berkunjung ke Aceh. Provinsi yang jaraknya lebih dekat ke Malaysia dibandingkan terbang ke Jakarta. Hanya  40 menit ke Malaysia jika menggunakan pesawat. Aceh dikenal sebagai daerah 4G: GAM, Ganja, Giok, Gempa. Selain itu, orang mengenal Aceh dengan provinsi satu satunya di Indonesia yang menerapkan hukum syariat islam sejak tahun 2001. 

Aceh dikenal orang luar sebagai daerah  yang menyeramkan. Apalagi Aceh sebagai provinsi yang dulunya terjadi konflik senjata puluhan tahun.  Aceh satu-satunya daerah yang tidak bisa ditaklukkan oleh Belanda karena kegigihan dan semangat pejuang Aceh dulu.

Bakda riuh gemuruh gelombang laut di akhir tahun 2004 lalu diikuti dengan berhentinya amuk peluru di pertengahan tahun 2005 membuat Aceh terbuka bagi publik luar.  Apa yang paling ditakutkan saat Anda menginjakkan kakinya ke Aceh?

Adalah Ricky Santoso, seorang youtuber asal Bandung yang berkunjung ke Aceh Juli 2017. Selama dua Minggu ia merasakan suasana Aceh yang aman dan nyaman untuk dikunjungi. Saya tau Ric snt – begitu nama akun yutub nya- dari Riazul Rio Iqbal melalui instagram. Rio seorang guru honor di Pidie, seorang blogger dan peresensi film yang bergabung di komunitas perawi hardisk dan banyak mempromosikan tempat tempat wisata di Pidie.

Dari Rio saya kemudian mengikuti akun instagram @RICNST. Dan melihat tentang kegiatan Ricky selama di Pidie hingga berlanjut ke Sabang. Yang menarik, Ricky selama di Pidie menginap di rumah Rio. Dua pemuda ini awalnya tidak kenal sama sekali, Ricky bahkan sangat kagum atas kebaikan Rio. 

Ricky akan melakukan traveling keliling Indonesia dimulai dari Sabang sampai ke Merauke tanpa mengeluarkan uang sepersenpun. Begitu pengantar yang ia sampaikan di video yutubnya saat awal mulai memulai perjalanannya. Kini ratusan ribu orang sudah menonton vlognya di yutub. cek di sini : YOUTUBE Ric snt


"Trip keliling ini mungkin akan memakan waktu 6 sampai 12 bulan, saya tidak buru-buru, saya di Aceh akan keliling ke tempat wisata yang bagus di mana, tempat tinggal murah bagi bacpacker di mana, aku rekomendasi seperti tips, hal hal yang dibutuhkan. Kalian mungkin akan bingung sekali dengan tittle judul ini [video yutub –pen]: KELILING INDONESIA TANPA MENGELUARKAN UANG SEPESERPUN! Tenang, aku menjelaskan kepada kalian, bagaimana aku mendanai tanpa mengeluarkan uang sepersenpun”

Ricky mengaku ia mendapatkan uang dari iklan adsence di yutub setiap bulan. Dia berencana akan berbagi informasi penghasilan adsence itu kepada penontonnya. Lalu  akan membuat endorsment untuk membuat video di tempat penginapan, rumah makan, dan tempat usaha kuliner lainnya yang memberikan penginapan/makan  gratis kepadanya. Dia meminta para penonton videonya di yutub untuk membantu dan mendukung ia selama perjalanan, setidaknya membagikan videonya ke akun media sosialnya.

layar tangkap instastory IG @ricsnt, 4 Agustus 2017
Bagi penyuka traveler youtuber muda ini tidak asing di laman telepon lunak mereka. Selain rekaman videonya bagus dan beda, Ricky kerap merekam hal hal unik yang selama ini belum banyak diketahui publik. Dia bukan yutuber asal rekam sorot lensa kamera, tapi ia sangat memilih dan memilah mana sudut rekaman yang bagus dan layak dihadirkan ke hadapan pemirsa youtube. Videonya selama di Aceh sangat membuat saya harus menonton sampai selesai. Selama perjalannya di Aceh, saya menemukan ada 15 video cerita tentang wisata dan pengalamannya selama di Aceh yang diunggah ke yutub.

Ia merekam setiap aktivitasnya, terus sudut penempatan video juga sangat profesional sekali. Benar benar seorang vlogger yang sangat berpengalaman dalam merekam setiap adegan. Ia kadang kadang menempatkan kamera di sudut tertentu, untuk mendapakan gambar aktivitasnya saat memakai sepatu misalnya, di mana ia tidak bisa memgang kamera.
 
4 Agustus 2017 lalu, saya sempat menangkap laman instastori @RICNST. Saya mengirimkan pesan kepadanya untuk mempublis testimoninya.  Di situ ia menulis:

“Sebelum trip ke Aceh, saya sama sekali buta tentang Aceh. Yang saya tahu tentang Aceh hanyalah hukuman cambuk & gam (dari berita TV). Saya sempat takut & ragu bisa bertahan di aceh di awal trip saya. Tapi semua ke kuatiran saya hilang ketika saya menginjakkan kaki saya di Aceh,”
 
Ia menulis pada laman selanjutnya: 

"Ternyata Aceh tidak seperti yang media2 katakan, Orang Aceh sangat terbuka & sudah terbiasa hidup dalam perbedaan “multi ethnis” dari dulu kala. Oleh karena itu kenapa saya betah & buat banyak video di Aceh. Karena saya ingin share kepada kalian kalau Aceh itu sangat luar biasa keren"

Ricky merasa sangat betah dan nyaman selama berada di Aceh...,

“Jujur saya merasa lebih tenang & aman di Aceh daripada Jakarta. Saya bisa jalan2 di banda aceh jam 12 malam tanpa meras takut di begal. Kalau di Jakarta mungkin saya pikir 2x”


Ricky mengakhiri testimoni itu dengan menulis FAKTA tentang Aceh:

"Saking amannya & rendahnya tindak kriminalitas di Aceh. Banyak hewan peliharaan seperti sapi, kambing & ayam yang di lepas “tanpa di kandangi” di jalanan & jangan kaget melihat motor di parkir dengan kunci masih gelantungan di jalanan Aceh. Di Aceh jarang ada premanisme. Ps: Saya merasa sangat ketika di Aceh"


Menurutnya, orang Aceh sangat ramah, baik dan terbuka bagi siapa saja. Tentang pengalaman lainnya selama ia di Aceh, akan menarik kalau kalian langsung menonton akun yutubnya dan simak bagaimana ia merasa bahagia selama berkunjung ke Aceh.

Terimakasih Ricky Santoso, kamu hadir ke Aceh dan membikin video tentang wisata Aceh, ini sangat positif dan membantu sebarkan informasi kepada orang luar bahwa Aceh layak dikunjungi sebagai daerah wisata. Sebagai Aceh, ucapak ribuan terimakasih atas kebaikan kamu membikin video itu, Aceh berhutang budi padamu. 


Dalam hadih madja yang agak nakal di Aceh disebutkan, "Ureung Aceh menjo hana teupeh, aneuk kr*h jeut ta raba. Tapi menjo ka teupeh, bu leubeh han geupeutaba" artinya lebih kurang begini: Orang Aceh kalau tidak tersinggung, biji zak*arnya bisa diraba. tapi kalau sudah tersinggung, nasi lebih (sisa) sekalipun tidak mau ditawarkan makan." Begitulah, dalam Aceh juga berlaku bagaimana memuliakan tamu: Peumulia Jamee, Adat Geutanyo (kita).  Semoga sukses atas Keliling Indonesia Gratisnya, Ricky. []