KITABMAOP

Untuk Mengingat Dan Melawan Kesepian

Post Top Ad

#hastek

ESSAI (70) BERITA MEDIA (47) CATATAN HARIAN (47) GoBlog (12) PUISI (11) CERPEN (8)

17 June 2013

Tarian Tor-Tor dan (Nasionalisme) Kita


Kabar mengejutkan kembali mengguncang masyarakat Indonesia ketika berita di media kembali mencuat soal klaim tarian dari Indonesia oleh Pemerintah Malaysia. Bukan kali ini saja, kita tau bahwa belakang juga ada Tarian Reog asal Ponorogo - Jawa Timur, Tari Pendet asal Bali pernah muncul dalam iklan pariwisata Malaysia di Discovery Channel. juga ada masih banyak tarian dan kebudayaan dari Indonesia ditiru oleh Malaysia dengan mengklaim bahwa itu berasal dari negeri mereka.
Kali ini tari Tor-Tor dari Mandailing dan alat musik  Gordang Sembilan , Sumatera Utara juga sedang akan diklaim bahwa itu adalah milik Malaysia.  Tari Tor-Tor selalu disajikan dalam upacara adat masyarakat Batak. Tarian ini ditarikan sebagai bagian daalam upacara-upacara adat untuk menghormati para leluhur masyarakat Batak.

Sumpah serapak kita akhirnya menjadi hal yang meluas di dunia maya, menyumpahi Malaysia dengan berbagai cara dan kreatifitas sebagai alat untuk melawan atas klaim itu. Esok lusa yakinlah isu ini semakin meluas ke publik dan mengalah isu politik yang sedang panas-panasnya selama ini.
Ada pepatah klasik yang kerab kita abadikan dalam ingatan kita, kita tak pernah memiliki sebuah hal benda kalau itu masih terbengkalai tak terurus, ibaratnya katakanlah sebuah lahan luas di gunung yang kian berantakan karena hutan belantara, nah ketika ada yang mengklaim mau dibikin pabrik ini itu, atau ada yang datang HGU (hak Guna Lahan) barulah kita mengklaim bahwa itu milik kita, sedangkan ketika di tanya dimana buktinya semisal menunjukkan surat menyurat, kita tak pernah memiliki. Lalu apa lahan liar itu dengan Tari Tor-Tor yang di klaim Malaysia sekarang ini? adakah bukti/sertifikat terdaftar kuat bahwa itu milik kita, bangsa Indonesia?

Barulah kita ribut dan marah marah ketika Malaysia mengklaim bahwa itu milik mereka. Dulu kita tak pernah mendaftarkan Tarian itu dan mendapatkan pengakuan dunia. Sekarang, ketika itu sudah menjadi milik orang lain, barulah kita (juga) merasa memilikinya.
Nasionalisme kemudian muncul seiring masyarakat Indonesia merasa kembali punya musuh yang sama, Malaysia. Tak ada yang salah memang dalam persatuan, tetapi kenapa ketika kasus-kasus saling hajar, berantam, dan rusuh antar sesama warga masih sering terjadi di kampung kita?
Kalau sudah ada klaim dari Malaysia macam begini rupa, kita akhirnya baru sadar, bahwa nenek moyang kita telah dari dulu mewariskan sebuah kebudayaan sebagai identias sebuah suku atau sebuah bangsa yang beradab.  Apa artinya sebuah bangsa tanpa ada sebuah adat dan budaya?
Bagi kalian yang merasa memiliki sebagai sebuah bangsa yang beradat dan berbudaya, sudah sepantasnyalah mulai dari sekarang ini untuk terus menjaga dan mempelajari tarian yang ada di daerah masing-masing, agar regenerasi kebudayaan akan sambung menyambung ssebagai asset khasanah budaya bangsa tentunya.

Kenapa Malaysia suka dengan tarian Indonesia? mereka tau bahwa masyarakat Indonesia adalah orang orang yang lupa dengan adat dan kekayaan budayanya sendiri.  Lihatlah, anak-anak remaja dan para ababil kita lebih suka tarian Lady Gaga, Justin Beiber atawa tarian/dancer boyband Super Junior dari K0rea daripada mempelajari tarian dari negeri sendiri. Anak-anak remaja kita lebih suka gaya berpakain ala Korea dengan potongan rambung sebeng dan mengkilat daripada harus bersusah payah menari tarian ‘kuno’ hasil warisan nenek moyangnya.
Masyarakat kita telah lupa dengan bagaimana kekuatan sebuah adat dan budaya patut dilestarikan dan menjadi kekuatan sebagai sebuah bangsa yang kaya akan khasanah budaya di mata dunia. kita terllau bangga dengan adat dan gaya ala barat. mereka telah bisa merecoki pikiran dan imajinasi kita dengan mengikuti gaya mereka akan terkesan trend.

Anak anak kita yang baru lahir juga lebih bangga kita pertonton kepada mereka lagu-lagu dari barat, kita lupa dengan warisan lagu/tarian dari bangsa sendiri yang tak kalah juga kerennya. Lihat, tari Saman dari Aceh sudah menjadi warisan budaya dari Aceh yang diakui di dunia. Ada ramai orang luar yang sedang akan mempelajari tari Saman dan mereka bangga dengan Tarian itu. Lalu bagaimana dengan kita? Apa masih menunggu kedepan tarian Tor-tor akan di daftarkan oleh pemerintah Malaysia ke PBB bahwa itu adalah tarian dari kampung mereka (Malaysia)? []

No comments:

Post a Comment