Beberapa banyak dari kalian mungkin tidak asing dengan istilah akronim dari ITJ; Indonesia Tanpa JIL. JIL disini dimaksudkan sebagai Jaringan Islam Liberal. Sebuah organisasi intelektul yang terbuka berdiskusi dan menyebarkan aliran liberalisme islam di Indonesia. Soal apa itu JIL, kalian cari sendiri apa maksud dari lembaga lebih lanjut.
Sejak 3 hari ini, nama -terduga pengamat- untuk Jokowi yang tidak pernah bosan mengkritik presiden Indonesia itu kerap jadi bahan bulli para nitizen di media sosial. Di twitter, kaum-kaum ngehe yang membulli Jonru kian bertambah setiap jam, demikian juga dengan kaum lover Jonru hingga kemudian seorang Arman Dhani menulis di mojok.co: Membela Kak Jonru.
Entah siapa yang memulai pertama menulis istilah Indonesia Tanpa Jonru, ITJ. Saya mencoba cari di twitter, ada banyak sekali orang yang menulis istilah plesetan itu. Sebagaimana ahli sahibul media sosial juga tau, kalau Jonru paling gencar kampanyekan Indonesia Tanpa JIL. Ngak percaya? tanya saja sama Ulil Absar dan Guntur Romli.
Kita kemudian jadi ngakak bareng membaca berita tentang Jonru yang bikin pelatihan menulis yang hanya diikuti oleh 10 orang beberapa hari lalu. Padahal Jonru punya liker di facebook 380 ribu orang, dia juga punya follower twitter mencapai 45 ribu lebih. Angka yang fantastis, tapi kenapa yang hadir dipelatihan menulisnya cuma 10 orang? Kalian sungguh menyia-nyiakan niat baik akhi al-mukarrom Jonru. Padahal niat baik akhi Jonru untuk mengkampanyekan menulis itu baik sekali, dia ingin ada banyak sekali orang orang di Indonesia yang jadi loyalisnya. Yang akan jadi penganut paham Jonrukiyah. Sungguh beruntung sekali sebenarnya bangsa Indonesia dengan hadirnya orang sehebat Jonru.
Wahai bangsa Indonesia, sudahlah kalian jangan lagi membulli Jonru dengan segala kalimat nyeleneh semisal: Indonesia Tanpa Jonru. Bayangkan kalau Jonru tidak ada lagi di Indonesia, sungguh kita tidak bisa lagi tertawa jika Jonru tidak aktif di media sosial kan? Bukankah humor dari status-status Jonru sungguh baik sekali bagi kesehatan kita, kawan!
Munculnya tulisan Kokok Dirgantoro tentang wacana Jonru For President yang ditulis di situs mojok.co harusnya jadi bahan renungan buat bangsa Indonesia untuk lebih serius mengkampanyekan Jonru sebagai calon presiden Indonesia periode 5 tahun akan datang.Kenapa kita tidak bersatu untuk beliau, akhi?
Indonesia Tanpa Jonru ibarat sayur lodeh tanpa garam. Hambar rasanya. Kita sudah mual juga membaca analisa analisa pengamat berkelas atas dalam mengkritik politik jokowi. Biarkanya Kak Jonru kali ini bermain dengan analisanya. Sungguh kalian akan sangat berdosa sekali, kalau seandainya Jonru bunuh diri karena kalian bulli terus-terusan. Biarkan dia sekarang ini fokus mengumulkan data ke polisi atas laporan orang orang yang menuduhnya sebagai tukang fitnah.
Kita kan tidak ingin nantinya, tiba tiba Kak Jonru ngambek dan tidak mau lagi main facebook dan main twitter, sungguh berapa banyak orang yang menunggu dan kangen pada kehadiran status-statusnya yang memukau pada Jonrukiyah.
Jika ada dari kalian ini yang mencoba membulli Jonru ditwitter dan facebook, sebaiknya berhenti saja melakukan hal baik itu. Sebab akan banyak sekali hadir para Jonrukiyah yang akan membalik serangan kepada kalian. Jonru itu salah satu tokoh bangsa Indonesia yang patut dilestarikan. Siapa tau ke depan, ada dari kalian yang akan jadi saudara atau mencintai anak Akhi Jonru.
Siapa yang akan bertanggung jawab kalau Indonesia Tanpa Jonru? Pada
siapa kita akan mengadu kelak, dan para malaikat yang akan bertanya
kepada kita semua, kenapa kita membulli Kak Jonru yang lucu dan culun
itu!?
Sekali lagi, buat kalian para hater Jonru. Berhentilah membulli almukarrom yang bernama lengkap Jon Raiah Ukur Ginting. Biarkan dia berkarya dengan dunianya, hidup kita tak seburuk dan sejahat Jonru kok. Eh![]
Post Top Ad
#hastek
07 December 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment