Sejak kelahirannya ke dunia maya pada tanggal 23 Februari 2010, akun twitter paling populer di Aceh ini telah memasuki usia 4,5 tahun. Sejak lama telah mewacanakan menulis tentang ini di blog saya, namum baru sekarang kesampaian karena kesibukan saya pada sebuah tempat yang sangat rahasia. Bekerja untuk sebuah hal yang tak bisa dijelaskan disini.
Ide nama akun ini cukup kreatif saya kira. Mengambil nama yang cukup mudah diingat: i love aceh (saya cinta Aceh), sampai saat ini saya tidak tau alasan dibalik klaim nama dengan bahasa Inggris tersebut. Kenapa tidak digunakan nama akun dalam bahasa Aceh? Tentu saja si pencipta akun iloveaceh ini ada alasan sendiri. Atau mungkin ini bermaksud agar orang luar negeri lebih mudah mengikuti perkembangan tentang Aceh karena soal nama itu?
Saat ini iloveaceh -selanjutnya kita singkat ILA- telah banyak melakukan kegiatan kegiatan yang cukup positif bagi kepentingan pembangunan masyarakat Aceh. Akun ini bukan milik pemerintah dan tidak ada hubungan sama sekali, tapi keberadaannya membuat masyarakat Aceh dan luar merasakan manfaatnya.
Saya menjadi follower (pengikut) akun iloveaceh sejak awal-awal akun ini hadir ke twitter, saat itu akun ini baru ada follower sekitar 4000 follower. Saat itu saya sering mensyen informasi ke ILA, akun saya akhirnya di follow balik admin iloveaceh. Untuk mengetahui kegiatan dan berita tentang Aceh juga bisa mengunjungi situs iloveaceh di www.iloveaceh.org.
Sampai saat ini tanggal 18 Agustus 2014 akun iloveaceh telah memiliki follower sebanyak 48 ribu lebih. Sebuah angka yang fantastis akan sebuah akun media sosial di Aceh. Ada banyak akun media sosial lain di Aceh, tapi saya melihat manajemen dan cara mencuit akun iloveaceh ini lebih tertata rapi dan terstruktur. Para admin juga begitu paham soal etika dan cara bersosial media dan menggunakan akun publik. Ini tentu sangat penting. Para admin itu bergabung dalam ILA Manajemen, sebuah teamwork.
Menariknya, para admin ILA ini sangat menghindari cuitan yang berbau perkembangan partai politik di Aceh. Saat heboh-hebohnya masa kampanye caleg, akun ILA tidak pernah meretwet hal-hal yang berbau kampanye salah satu caleg. Saya yakin lobi-lobi ke admin tentu saja ada dari pihak pihak tertentu. Saat pilpres juga demikian. Ini penting untuk sebuah independensi sebuah akun yang sudah jadi milik publik.
Siapa di Balik Akun @iloveaceh?
Saya kebetulan kenal dengan beberapa admin ILA yang dari berbagai latar belakang hobi dan pendidikan. Tapi ini tidak bisa saja jelaskan siapa saja mereka, mengingat akan satu dan lain alasan yang harus dijaga. Umumnya mereka anak muda yang ingin kampanyekan kepentingan Aceh di internet. Mereka hadir dari berbagai latar belakang hobbi, umumnya anak muda yang emang suka main twitter. Saya tidak tau bagaimana sistem yang mereka bangun sebuah komunitas sosial media hingga kemudian mereka bertemu di ruang publik dunia maya untuk berbagi informasi tentang Aceh. Mereka saling sepakat, mereka saling bekerja dan bergerak.
Saya dulu sempat penasaran sekali dengan orang dibalik lahirnya akun iloveaceh ini. Sebab hampir setiap waktu ada saja informasi yang dibagikan. Informasi tentang positifkan Aceh kerap kali muncul dilinimasa para follower. Foto-foto tempat tempat pariwisata sangat sering dikirim oleh pengikutnya. Sesama pengikut twitter ini saling menyapa dalam kata "rakan".
Untuk info yang 'negatifkan' Aceh, tentu sulit di retwet oleh admin. Kalaupun ada twet yang kritik kepada publik, kritik yang bahasa santun tentu saja akan diretwet dalam hesteg #SuaraWarga. Pengikut akun ini berada dari seluruh kawasan dunia. Ini bisa terlihat dari banyaknya informasi tentang Aceh yang dimensyen ke iloveaceh. Misalnya ada anak Aceh yang sedang kuliah di luar negeri, kita juga bisa lebih cepat tau dari media online/cetak di Aceh.
Info intelejen pyongyang yang masuk ke saya, orang pertama yang bikin akun iloveaceh ini adalah seorang mahasiswa Aceh yang sedang kuliah di Pulau Djawa. Sekali lagi demi menjaga keamanan, saya tidak bisa menjelaskan disini siapa pemuda kreatif tersebut. Tetapi para admin itu mereka adalah orang orang yang berpikir positif tentang Aceh, jarang kita melihat akun iloveaceh itu nyinyir terhadap berbagai persoalan Aceh.
Akun ILA juga sering bikin quiz di linimasa, ini paling saya pernah dua kali menang quiz. Tapi sekalipun ngak mengambil hadiahnya. Lebih tepatnya malu ambil. Hhaha. Donatur quiz datang dari siapa saja. Seringnya dari pengusaha kuliner yang ingin mempromo produk kulinernya. Kalau mau promosi dan mengajak ILA untuk terlibat dalam kegiatan kamu, langsung saja hubungi mereka. Bikin pertemuan dan kesepakatan.
Kalau untuk urusan bisnis, tentu saja akan berbeda cuitannya. Bukan hal yang baru kalau twitter itu sudah jadi tempat orang saling promosi. Toh juga para admin ILA ketika bekerja butuh amuisi, mereka kan ngak ada makan juga untuk kebutuhan rapat-rapat dan segala kegiatan nya dalam Manajemen ILA. Saya masih sangat menghargai kalau aku ini tepat mempertimbangkan kepentingan publik atas segalanya. Twitter ILA memang tidak beda jauh dengan media online lainnya, kan sering juga kita melihat situs media online sering tampilkan iklan. Cuma saran saya, ada baiknya kalau memang iklan yang hadir di linimasa ILA, dibikin kode seperti adv (advetorial), supaya para pengikut juga tau kalau itu adalah bagian dari twet promosi.
Ada banyak keunikan lainya yang menarik yang mesti kujelaskan disini, tapi berhubung ini sudah terlalu panjang cut jackfruit (cangpanah) maka kita akhiri saja. Mudah mudahan kalau saya meninggal nanti, tulisan ini akan jadi sebagai sebuah catatan perabadan. Eaak. Tentu kalian juga wahai para admin bakal ingat bahwa saya pernah menulis tentang sepak terjang akun publik yang makin kece dan tentang kerja-karya para admin relawan akun ini. Jaga diri dan komunitas, percaya bahwa Aceh adalah milik dan kita memiliki tanggung jawab sebagai pemuda membangun dan terlibat dalam kegiatan positifkan Aceh lainnya. Go A Head!
No comments:
Post a Comment