BANDA ACEH – Pengalihan fungsi rawa menjadi perkebunan sawit memperparah kerusakan lingkungan di Aceh. Hal tersebut disampaikan Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Aceh, Muhammad Nur.
“Kerusakan lingkungan dan tata ruang Aceh yang terjadi selama ini diperparah dengan adanya alih fungsi rawa ke perkebunan sawit,” jelas Muhammad Nur dalam diskusi publik deforestasi dan pembangunan ramah lingkungan, Senin sore, 28 Maret 2016 di Warkop 3 in 1, Banda Aceh.
Diskusi yang digelar Aceh Devolopment Watch (ADW) bekerja sama dengan Lembaga Kajian IDeAS dan Ikatan Pecinta Alam Aceh (Ikapala) ini menghadirkan empat pemateri, selain Muhammad Nur ada praktisi lingkungan Aceh, M. Yakob Ishadamy, Ketua Ikapala Taufik Hidayah, dan anggota DPD RI asal Aceh Rafly.
Senada dengan Muhammad Nur, M Yakob memaparkan, kerusakan lingkungan Aceh semakin meningkat akibat adanya peningkatan kebakaran hutan setiap tahun. “Peran serta masyarakat dalam menjaga hutan besar sekali,” ujarnya.
Sementara Taufik Hidayah menjelaskan tentang masalah pendampingan isu lingkungan yang masih kurang mendapat perhatian dari pemerintah dan kesadaran berbagai pihak terkait.
“Membangun simbiosis seluruh elemen masyarakat. Bagaimana sesungguhnya aktivis lingkungan dalam menjalankan dan mengawal kebijakan isu lingkungan” ujar Taufik Hidayat.
Pada kesempatan yang sama, Senator Aceh, Rafly mengatakan bahwa alam merupakan harmoni yang paling mahal, modal bagi anak cucu kelak. Diskusi publik yang dipandu oleh Risman A Rahman tersebut turut dihadiri oleh berbagai kalangan pegiat lingkungan, mahasiswa, unsur jurnalis dan tokoh masyarakat. [teropongaceh.com - 29 Maret 2016]
diskusi yang sangat bagus yah
ReplyDeletetruck trailer scania