Ketum PDIP dulu Paling Ngotot Tolak BBM Naik | twitter |
Selepas mengambil uang kembalian, saya bergegas ke sebuah warkop untuk mengunggu janji dengan seorang teman, sambil itu saya menulis beberapa poin penting yang menurut saya layak ditulis. Jika hari ini ada banyak orang yang berpikiran dan tindakan seperti ibu penjual minyak eceran itu tadi, maka bahagialah kita. Dia paham apa makna mengambil untung dan tidak mendapat rezeki dari derita orang lain. Padahal dia bisa aja menjual harga bensin 9000 walaupun modalnya masih 6500. Tapi dia mengambil sikap tidak menjual harga tinggi sebab modal bensin dia beli belum naik.
Karena sedang hot isu tentang Bahan Bakar Minyak [BBM] mari kita tuliskan catatan kebencian ini kepada pemerintah Indonesia sekarang ini yang tidak punya telinga lagi untuk mendengar. Terlepas dari alasan apapun dari kalian tentang BBM yang dipaksakan naik yang diumumkan semalam oleh Presiden RI kepada publik. Sebagaiman kita tau, Presiden Jokwoi itu adalah diusung oleh PDI-P, partai ini dimasa era SBY-Budiono yang paling gencar dan ngotot menolak BBM naik. Dan apa yang terjadi hari ini? Mari kita arahkan jari tengah untuk partai ini.
Saya jadi ingat tentang slogan seorang teman: konsistenlah dalam bermusuhan. PDIP hari ini tidak konsisten bermusuhan dengan kenaikan BBM, dulu mereka sangat mengutuk kebijakan SBY menaikkan BBM, alasannya derita rakyat lah. Tetapi ketika mereka berkuasa hari ini apa yang terjadi? Ucapan mereka dulu sangat dungu dengan kondisi sekarang ini.
Catatan blog ini ditulis dengan penuh kebencian. Harga bensin yang naik dari 6500 ke 8500, sebagian banyak dari kita tentu masih sanggup mampu mengisi bahan bakar itu untuk kenderaan motor. Mau tidak mau kita memang dipaksakan mengisi bensin itu karena banyak hal yang mesti dijalankan dengan adanya bantuan motor. Tetapi akan berbeda ketika naiknya BBM itu berimbas pada harga kebutuhan bahan pokok.
Lucunya mental orang kita bansa Indonesia ini, dulu saat SBY pernah melakukan turun BBM, harga barang tidak ikutan turun. Ini yang lucu sekali. Tingkah polah masyarakat kita memang belum paham bagaimana menjadi manusia yang tidak hidupa dan mencari duit atas penderitaan orang lain. [break magrib]
Realistis. Bagus tulisanmu, Bang !
ReplyDeleteMakasih Aini telah berkunjung dan berkenan membaca :)
Delete