capture puisi di tabloid GEMA Baiturrahman, Edisi 21-11-2014 |
Obat Gratis
Antrian panjang berdesak-desakPeluh keringat cucuran seluruh badan
Tua muda kaya raya miskin papa
Rebut tiket obat gratis
Ribut orang orang lawan petugas
Kecam tentang sistem yang bakhil
Tuduh pemerintah jahannam
Tuduh kampanye untuk kemenangan
Setan setan rakus di jalan Daud Beureueh
Maling maling tampan di Lampineung
Mereka teriak
Mereka tertawa
Tentang tangis janda janda tua
Sedang berobat sakit kepala
Tangis bocah kepalanya makin membesar
Lelaki tua seabad lebih sedang merintih
Tunggu panggilan dari tadi pagi
Dipanggil petugas medis atau Izrail?
Mulutnya bergerak. Ia tersenyum.
“Tuhan, cabut nyawaku. Lebih baik dikubur dari menunggu obat gratis”
Banda Aceh, 28 Juni 2014
Kampus Korupsi
Disini, di kota yang penuh pakar
Calon-calon intelektual muda
Belajar ilmu
Kurupsipun tak lupa mereka pelajari
Kadang sebungkus nasi Mereka korupsi
Mahasiswa sudah pintar belajar korupsi
Mahasiswa sudah pintar belajar korupsi
Sebab ada kegiatan, kwitansi mereka manipulas
Mahasiswa di luar gedung perlemen sana
Mereka juga berteriak anti korupsi
Mereka berteriak anti kolusi
Mereka berteriak kepentingan rakyat
Padahal mereka badut-badut culun
Sama seperti orang-orang yang mengaku wakil rakyat
Pada siapa rakyat mengadu
Seribu janji tak ditepati Dan rakyat lagi-lagi rugi
(Kampus Darussalam, 5 Oktober 2008)
sumber: Tabloid Jum'atan GEMA Baiturrahman, Edisi 21 November 2014
(Kampus Darussalam, 5 Oktober 2008)
sumber: Tabloid Jum'atan GEMA Baiturrahman, Edisi 21 November 2014
No comments:
Post a Comment