via acehkita.co |
Pendapat itu disampaikan mahasiswa dan aktivis Aceh saat dimintai komentarnya mengenai Kabinet Kerja yang dilantik Jokowi siang tadi.
Direktur Masyarakat Transparansi Aceh (Mata) Alfian menyebutkan Aceh memiliki peluang besar untuk memajukan pembangunan dan perekonomian. Apalagi, Sofyan A. Djalil yang berasal dari Aceh mengomandoi Kementerian Koordinator Perekonomian.
"Yang penting, Pemerintah dan DPR RI serta senator asal Aceh sejauh mana mereka memperjuangkannya," ujar Alfian kepada acehkita.co, Senin (27/10/2014).
Alfian berharap Aceh tak menjadi lahan bagi politikus di Aceh dan Jakarta untuk meraup keuntungan secara politis dan ekonomi. "Karena pengalaman selama ini, Aceh selalu menjadi obyek para politisi busuk di Aceh dan pusat, terutama secara anggaran," sebutnya.
Hal senada dikemukakan Muhadzdzier M. Salda. "Saya berharap para wakil rakyat asal Aceh, Pemda, dan seluruh tokoh masyarakat perlu membangun komunikasi yang baik dengan pemerintahan Kabinet Kerja untuk keberlanjutan pembangunan dan perdamaian Aceh," ujar mahasiswa pascasarjana Universitas Syiah Kuala itu.
Menurut Muhadzdzier, komposisi Kabinet Kerja sedikit "berat" bagi Aceh. Apalagi di situ terdapat Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Tjahjo Kumolo di Menteri Dalam Negeri.
"Aceh akan sulit dan butuh energi besar untuk menghadapi Mendagri kali ini. Dua nama ini orang-orang dekat Megawati, Presiden RI yang teken Darurat Militer di Aceh," kata Muhadzdzier.
[acehkita.co - 27 Oktober 2014]
No comments:
Post a Comment