Lihat, bulan itu
tersenyum
Dibalik bayang pucuk
dedaunan.
Ia menatap paras
wajahmu yang tersenyum manis
Di balik kerudungmu
tersimpan pesona
Pada setiap mata yang
memandang.
Wajahmu bagai air
jernih yang mengalir
Memberi kesejukan hati
pada siapa yang membasuhnya
Rupamu adalah cahaya
Penerang jiwa bagi yang
melihatnya.
Engkau adalah perempuan
yang lembut hatinya
Sungguh beruntung orang
yang menjadi kekasihmu
Dan bulan iri melihatmu
bersenda dibalik bayangnya
Suaramu yang merdu dan
lembut bagai angin mengelus
Pakaian yang menandakan
imanmu
Kau menjaganya dari
pandang orang yang tak pantas
Bersyukurlah duhai perempuan
(Banda Aceh, 5 Agustus
2012)
No comments:
Post a Comment